Skip to main content

Hercules TNI AU Sampai Jogja

Pesawat C-130 Hercules A-1301 sampai ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Jumat (29/9/2017) setelah melalui perjalanan selama tujuh hari 10 jam. Kendaraan pengangkut bodi pesawat militer ini sempat mengalami pecah ban hingga enam kali ketika berada di Wates, Kulonprogo.

Pesawat dengan bentang sayap 40 meter, panjang 30 meter, dan tinggi 10 meter ini dibawa dari Lapangan Udara Sulaiman, Bandung pada 22 September lalu dalam 10 truk tronton. Bodi pesawat sebagai bagian yang terbesar dan diangkut dengan truk ke sembilan kemarin sampai di Jogja dengan dikawal delapan personil TNI dan lima kru truk. Danlanud Adi Sucipto, Marsma TNI Novian Samyoga mengatakan pesawat ini akan menjadi tambahan koleksi museum.
“Guna melengkapi museum agar bisa makin menjadi museum yang kita harapkan dengan konsep edutainmen, edukasi dan entertainmen,” ujarnya kemarin. Ia juga mengapresiasi masyarakat yang mendukung mobilitas koleksi museum ini selama perjalanan yang cukup jauh. Letkol Sus Dede Nasrudin, Kepala Museum Dirgantara mengatakan waktu angkut yang dibutuhkan ternyata lebih panjang dari perkiraaan.

“Perkiraan hanya empat sampai lima hari, ternyata sampai seminggu,” ujarnya. Menurutnya, hal ini dikarenakan sejumlah kendala yang terjadi selama proses perjalanan. Halangan ini umumnya berkaitan dengan ketinggian seperti pohon, kabel,dan jembatan. Bahkan, timnya harus mengalami pecah enam ban dalam tiga momen yang masing-masing hanya berselang 15 menit ketika masuk areal Wates, Kulonprogo.

Kendaraan ini umumnya berjalan dengan kecepatan lima sampai 10 kilometer per jam. Lebih lanjut, dikatakan jika pesawat ini merupakan salah satu kekuatan militer pertama di Indonesia. Pesawat angkut ini pertama kali mendarat di Kemayoran pada 1960 yang digunakan hingga 30 tahun kemudian. Alat transportasi ini menjadi bukti kekuatan diplomasi Bapak Bangsa Soekarno dengan Amerika Serikat sehingga Indonesia menjadi salah satu pengguna pertama jenis hercules di luar negara produsennya sendiri.
Letkol Sus Dede mengatakan jika selama masa pakainya pesawat ini telah digunakan dalam berbagai operasi militer seperti Trikora dan bantuan kemanusiaan salah satunya ke Afganistan. Diperkirakan perakitan pesawat ini akan memakan waktu selama dua sampai tiga bulan sampai berdiri di halaman museum. Dengan tambahan ini, total ada 49 pesawat yang sudah menjadi koleksi Museum Dirgantara. Sedianya masih akan ada tambahan 11 pesawat lagi yang datang ke Jogja dalam waktu yang berbeda-beda.

Comments

Popular Posts

Wanita ini Lupa Melepas Lensa Kontak, Ini Akibatnya

Hal mengerikan terjadi pada wanita berusia 21 tahun bernama Chen gara-gara lupa melepas lensa kontaknya.

5 Cara Mudah Mencegah Penyakit Katarak

Anda pasti pernah mendengar tentang penyakit katarak, bukan? Katarak merupakan salah satu penyakit kekeruhan pada lensa mata yang jika dibiarkan dapat berisiko sebabkan kebutaan. Katarak sendiri bisa menyebabkan penderita jadi tidak bisa melihat dengan jelas alias kabur akibat lensa mata yang keruh menghalangi cahaya mencapai retina. Umumnya katarak diderita oleh lansia, namun tidak menutup kemungkinan jika katarak juga bisa menyerang anak-anak dan orang yang masih muda. Penyakit katarak tidak bisa menular dan bisa disembuhkan melalui operasi. Meski begitu, ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memperlambat terjadinya katarak. 1. Menghindari paparan matahari langsung Katarak bisa terjadi akibat terlalu lama memandang sinar matahari secara langsung, maka itu pastikan gunakan pelindung mata saat keluar rumah ya.. Sederhana, Tapi 5 Cara Ini Bikin Nyamuk Ogah Masuk Kamar 2. Mencegah penyakit diabetes Diabetes termasuk salah satu penyebab penyakit katarak, maka...

Teaser 3 Anime "Chuunibyou demo Koi ga Shitai! Movie: Take On Me" Tampilkan Adegan Keliling Jepang

Studio Kyoto Animation telah menampilkan teaser terbaru “Chuunibyou demo Koi ga Shitai! Movie: Take On Me” pada hari Jumat. Teaser ketiga ini menampilkan perjalanan para karakter dari Kyoto ke Hyogo, Wakayama, Tokyo, Aomori, dan Hokkaido. Film ini akan tayang di Jepang pada 6 Januari. Dalam film ini, Rikka yang kini adalah murid kelas 3 masih memiliki sindrom chuuni-nya. Ujian masuk universitas sudah di ambang tanduk, dan ini adalah liburan musim Semi, Yuuta bersama Rikka masih seperti biasa. Suatu hari, kakak Rikka, Touka mengatakan dia akan membawa Rikka ke Itali bersamanya karena dia harus bekerja, dan merasa mereka harus pindah sebagai keluarga. Yuuta mengerti maksud Touka, tapi dia berpikir kalau dengan keputusan tersebut Rikka dan dirinya akan terpisahkan. Shinka dan anggota lain mengatakan kalau Yuuta dan Rikka harus “kawin lari” saja, dan kemudian dimulailah drama baru pelarian kedua sejoli ini keliling Jepang. Torako dikreditkan sebagai pencipta orisinal dari fil...