Stefano Lilipaly sepertinya tak dapat begitu saja melupakan SC Cambuur yang dibelanya sejak bulan Januari 2017 silam. Bersama Cambuur, pemain berusia 27 tahun ini berhasil menembus babak semifinal Piala Belanda.
Lilipaly juga hampir saja membawa Cambuur promosi ke Eredivisie Belanda, kompetisi teratas di Negeri Kincir Angin. Sayangnya, Cambuur harus terpleset di babak play off .
Akhir Agustus 2017 lalu, Lilipaly membuat sebuah keputusan yang cukup radikal. Saat kariernya dianggap tengah melesat di Belanda, ayah dari seorang putra ini justru memilih untuk 'mudik' ke Indonesia.
Lilipaly pun berpisah dengan Cambuur dan bergabung dengan Bali United untuk memulai putaran kedua Gojek Traveloka Liga 1 musim ini. Hal ini cukup membuat perasaan sang empunya nomor 87 di Bali United ini gelisah.
Kenangan selama 6 bulan bersama Si Kuning Biru, julukan Cambuur, masih terpatri di kepalanya. Inilah yang membuat Lilipaly akhirnya menuliskan pesan perpisahan bernada lirih di akun Instagram pribadinya.
Lilipaly mengaku bahwa pilihannya untuk kembali bermain di Indonesia sudah lama dinantikannya. Perasaan ingin pulang ini akhirnya tak bisa lagi dibendung olehnya.
"Keinginan untuk melakukannya (berkarier di Indonesia) sudah mengganggu sejak lama, meski aku telah mencoba, aku tak lagi bisa mengacuhkannya," demikian tulis Lilipaly dalam foto yang diunggahnya.
Lilipaly juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang membantu kariernya selama di Cambuur. Doa indah juga dipanjatkannya agar Cambuur bisa berprestasi lebih di akhir musim nanti.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua pendukung, pemain, staff, dan semua yang memiliki hati kuning-biru. Semoga beruntung di pertandingan pertama musim ini nanti malam, dan saya berharap Cambuur bisa melakukan hal yang tidak bisa dicapai musim lalu," tegas Lilipaly.
Lilipaly sendiri sudah melakoni debutnya bersama Bali United saat menjamu Madura United. Meski hanya bermain selama 12 menit, sejumlah pujian kepadanya.
Lilipaly menambah aroma Belanda di skuat asuhan Widodo C Putro. Pasalnya sudah ada nama Sylvano Comvalius, Nicky van der Velden, dan Irfan Bachdim yang merupakan 'produk' sepakbola Belanda.
Lilipaly juga hampir saja membawa Cambuur promosi ke Eredivisie Belanda, kompetisi teratas di Negeri Kincir Angin. Sayangnya, Cambuur harus terpleset di babak play off .
Akhir Agustus 2017 lalu, Lilipaly membuat sebuah keputusan yang cukup radikal. Saat kariernya dianggap tengah melesat di Belanda, ayah dari seorang putra ini justru memilih untuk 'mudik' ke Indonesia.
Lilipaly pun berpisah dengan Cambuur dan bergabung dengan Bali United untuk memulai putaran kedua Gojek Traveloka Liga 1 musim ini. Hal ini cukup membuat perasaan sang empunya nomor 87 di Bali United ini gelisah.
Kenangan selama 6 bulan bersama Si Kuning Biru, julukan Cambuur, masih terpatri di kepalanya. Inilah yang membuat Lilipaly akhirnya menuliskan pesan perpisahan bernada lirih di akun Instagram pribadinya.
Lilipaly mengaku bahwa pilihannya untuk kembali bermain di Indonesia sudah lama dinantikannya. Perasaan ingin pulang ini akhirnya tak bisa lagi dibendung olehnya.
"Keinginan untuk melakukannya (berkarier di Indonesia) sudah mengganggu sejak lama, meski aku telah mencoba, aku tak lagi bisa mengacuhkannya," demikian tulis Lilipaly dalam foto yang diunggahnya.
Lilipaly juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang membantu kariernya selama di Cambuur. Doa indah juga dipanjatkannya agar Cambuur bisa berprestasi lebih di akhir musim nanti.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua pendukung, pemain, staff, dan semua yang memiliki hati kuning-biru. Semoga beruntung di pertandingan pertama musim ini nanti malam, dan saya berharap Cambuur bisa melakukan hal yang tidak bisa dicapai musim lalu," tegas Lilipaly.
Lilipaly sendiri sudah melakoni debutnya bersama Bali United saat menjamu Madura United. Meski hanya bermain selama 12 menit, sejumlah pujian kepadanya.
Lilipaly menambah aroma Belanda di skuat asuhan Widodo C Putro. Pasalnya sudah ada nama Sylvano Comvalius, Nicky van der Velden, dan Irfan Bachdim yang merupakan 'produk' sepakbola Belanda.

Comments